Daya Beli Lesu, DPRD Soroti Peran Pemkot Dalam Jaga Stabilitas Ekonomi

Selasa, 27 Mei 2025 16:12 WITA

Ketua Komisi II DPRD Samarinda, Iswandi.
Ketua Komisi II DPRD Samarinda, Iswandi.

Obrolanrakyat.id, Samarinda – Menjelang Hari Raya Idul Adha, situasi perekonomian Samarinda dinilai semakin memprihatinkan karena masyarakat mulai kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok. Lemahnya daya beli menjadi gejala yang tidak bisa diabaikan oleh pemerintah daerah.

Fenomena ini mengundang perhatian serius dari Ketua Komisi II DPRD Samarinda, Iswandi, yang menilai perlambatan perputaran ekonomi saat ini tak lepas dari dampak kondisi ekonomi nasional dan global yang tidak stabil.

“Situasi ini tak bisa dilepaskan dari ketidakpastian ekonomi secara luas. Samarinda ikut terdampak, dan itu bisa terlihat dari melemahnya konsumsi masyarakat,” ujar Iswandi saat diwawancarai belum lama ini.

Ia menuturkan, salah satu aspek yang harus segera dikaji adalah meningkatnya angka pengangguran dan potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) yang turut menekan pendapatan warga.

“Kalau penghasilan menurun, tentu saja belanja masyarakat juga ikut menurun. Ini sudah menjadi konsekuensi logis,” jelasnya menambahkan analisis.

Menurutnya, situasi ini harus dijadikan alarm bagi Pemerintah Kota Samarinda untuk segera turun tangan. Ketika daya beli masyarakat menurun, maka stabilitas ekonomi daerah pun ikut terguncang karena rantai konsumsi menjadi terganggu.

“Perputaran uang di pasar melambat. Kalau ini terus terjadi, maka efeknya akan menjalar ke berbagai sektor lainnya, termasuk UMKM dan investasi lokal,” papar politisi tersebut.

Iswandi menilai bahwa peran pemerintah tidak boleh hanya terbatas pada pengawasan, tetapi harus aktif mencari solusi untuk meningkatkan kembali daya beli. Ia mengusulkan agar pemerintah segera melakukan evaluasi ekonomi dengan melibatkan data konkret dan pendekatan multisektor.

“Kita perlu kebijakan yang menyentuh langsung masyarakat. Misalnya, dengan menggerakkan sektor UMKM, menciptakan lapangan kerja baru, atau memperkuat program bantuan sosial,” ujarnya memberikan saran kebijakan.

Ia juga menyoroti pentingnya koordinasi erat antara eksekutif dan legislatif dalam merancang langkah-langkah strategis yang bersifat jangka panjang. Menurutnya, hanya dengan kolaborasi yang solid, penurunan daya beli bisa ditekan secara efektif.

“Tidak bisa kita hanya menunggu. Harus ada langkah bersama yang terencana dan berkelanjutan agar ekonomi lokal tetap bertahan,” tutupnya tegas.

Dengan mendekatnya hari besar keagamaan, kebutuhan masyarakat dipastikan meningkat, namun lemahnya daya beli berisiko menghambat semangat konsumsi. Situasi ini akan semakin kompleks bila tidak segera ditangani secara terpadu oleh seluruh pemangku kepentingan. (Adv)

Berita Terkait