Membangunan Samarinda Harus Ramah Lingkungan, DPRD Ingatkan Risiko Bencana

Jumat, 4 Juli 2025 17:37 WITA

Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, Abdul Rohim.
Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, Abdul Rohim.

Obrolanrakyat.id, Samarinda – Pertumbuhan ekonomi Kota Samarinda yang mencapai 8,64 persen menuai apresiasi, namun juga menjadi perhatian serius bagi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda terkait keberlanjutan pembangunan.

Anggota DPRD Samarinda, Arif Kurniawan, mengingatkan agar percepatan pembangunan fisik kota tidak mengabaikan keseimbangan alam, mengingat intensitas bencana seperti banjir dan longsor kian meningkat bahkan saat hujan ringan.

“Pertumbuhan ekonomi Samarinda yang tinggi tentu kita syukuri. Tapi jangan sampai kemajuan ini merusak keseimbangan alam,” ujar Arif belum lama ini,

Ia menambahkan bahwa meningkatnya intensitas bencana alam harus dijadikan peringatan bagi semua pihak agar tidak semata-mata mengejar pembangunan tanpa memperhitungkan dampaknya terhadap lingkungan.

“Banjir dan longsor kini kerap terjadi bahkan saat hujan ringan, ini jadi alarm bagi kita semua,” katanya menegaskan.

Menurutnya, berbagai proyek pembangunan yang digagas pemerintah kota seperti revitalisasi Pasar Pagi, pengembangan kawasan Teras Samarinda, dan penataan ulang sistem drainase, memang penting untuk menunjang kemajuan ekonomi, tetapi harus dikawal dengan analisis dampak lingkungan yang komprehensif.

“DPRD mendukung program pembangunan Wali Kota dan Wakil Wali Kota, tapi semua langkah harus berbasis pada prinsip pembangunan berkelanjutan,” ucap politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Ia menekankan bahwa pembangunan yang tidak mempertimbangkan kelestarian lingkungan hanya akan menciptakan masalah baru di masa depan. Menurutnya, pembangunan yang baik adalah yang bisa menjaga keseimbangan antara ekonomi, sosial, dan ekologi.

“Kita ingin Samarinda tidak hanya maju, tapi juga aman dan nyaman,” tambahnya lagi.

Arif juga menyoroti aktivitas pembukaan lahan yang tidak terkendali di sejumlah titik di Samarinda yang menurutnya menjadi salah satu penyebab utama terjadinya banjir dan longsor, terutama saat musim penghujan tiba.

“Pengupasan lahan yang tidak terkontrol itu sangat berdampak terhadap aliran air. Tanpa vegetasi yang cukup, air hujan langsung mengalir ke pemukiman warga dan memperparah bencana,” jelasnya.

Ia mendorong pemerintah kota agar memperkuat pengawasan terhadap izin pembukaan lahan, serta memperketat kajian lingkungan dalam setiap rencana pembangunan yang akan dilaksanakan.

“Kita ingin kemajuan kota ini tidak mengorbankan masa depan. Pembangunan harus menyeluruh, ekonomi tumbuh, infrastruktur kuat, dan lingkungan tetap lestari,” tutupnya penuh harap.

Dengan tingginya laju pertumbuhan ekonomi, Arif berharap Samarinda bisa menjadi kota yang tidak hanya modern dan berkembang, tetapi juga tetap memperhatikan keberlangsungan alam demi kenyamanan generasi yang akan datang. (Adv)

Berita Terkait