Sekolah Pinggiran Kota Masih Tertinggal, DPRD Minta Pemerintah Bertindak

Rabu, 21 Mei 2025 20:09 WITA

Maswedi.
Maswedi.

Obrolanrakyat.id, Samarinda – Ketimpangan infrastruktur pendidikan antara sekolah di pusat kota dan wilayah pinggiran masih menjadi persoalan serius yang perlu segera ditangani oleh Pemerintah Kota Samarinda.

Anggota DPRD Samarinda, Maswedi, menyoroti langsung kondisi tersebut usai melakukan kunjungan ke SMAN 9 Samarinda, sebuah sekolah yang terletak di kawasan pinggiran kota dan dianggap belum mendapatkan perlakuan setara dalam hal pembangunan fasilitas.

“Kondisi sekolah seperti ini sangat memprihatinkan. Sudah waktunya pemerintah tidak lagi menutup mata terhadap sekolah-sekolah yang jauh dari pusat kota,” ungkap Maswedi belum lama ini.

Ia menyatakan bahwa banyak sekolah di kawasan pinggiran kota masih berjuang dengan fasilitas yang serba terbatas, mulai dari bangunan yang tidak representatif hingga kurangnya sarana belajar seperti laboratorium dan ruang keterampilan.

“Fasilitas pendidikan itu bagian dari keadilan sosial. Jangan biarkan siswa di pinggiran merasa tertinggal hanya karena tempat mereka belajar kurang diperhatikan,” ujarnya tegas.

Maswedi menyebutkan bahwa semangat dan motivasi siswa SMAN 9 sebenarnya sangat tinggi, namun semangat itu bisa redup bila tidak didukung oleh lingkungan belajar yang memadai dan layak.

“Tidak cukup hanya semangat. Siswa butuh tempat belajar yang mendukung agar potensi mereka bisa berkembang maksimal,” tambahnya lagi.

Menurutnya, pemerintah seharusnya tidak hanya fokus pada pembangunan sekolah di wilayah strategis atau berstatus favorit saja, tetapi juga memberikan alokasi anggaran yang adil bagi sekolah yang berada di daerah penyangga kota.

Ia mendorong Dinas Pendidikan untuk segera melakukan pendataan ulang dan pemetaan menyeluruh terhadap kondisi fisik sekolah, guna menyusun prioritas pembangunan secara merata.

“Pemerintah harus memastikan bahwa setiap anak mendapatkan hak pendidikan yang setara, di manapun mereka bersekolah,” tegas Maswedi.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa janji pemerataan pendidikan tidak boleh lagi menjadi wacana yang hanya muncul saat rapat atau masa kampanye, melainkan harus diwujudkan melalui tindakan nyata dan pengawasan yang konsisten.

Ia juga mengajak seluruh pihak, baik dari legislatif maupun eksekutif, untuk menjadikan isu ini sebagai bagian dari agenda strategis pembangunan Kota Samarinda, terutama dalam menyusun anggaran pendidikan di tahun mendatang.

“Kalau bicara kualitas pendidikan, kita harus mulai dari hal yang paling dasar: bangunan yang layak, fasilitas yang cukup, dan dukungan nyata dari pemerintah,” pungkasnya. (Adv)

Berita Terkait