Obrolanrakyat.id, Samarinda – Wakil Ketua II DPRD Kota Samarinda, Ahmad Vananzda, menyoroti berbagai persoalan yang masih menjadi keluhan masyarakat di Kota Tepian. Berbagai sektor seperti infrastruktur, pendidikan, hingga distribusi gas elpiji masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah daerah.
Menurutnya, hampir di setiap wilayah di Samarinda menghadapi masalah yang sama. Saat dirinya turun langsung dalam kegiatan reses dan sosialisasi perda, ia selalu mendengar keluhan yang serupa dari warga.
“Permasalahan yang disampaikan warga ini hampir sama di setiap daerah. Akses air bersih, listrik, pendidikan, hingga isu sosial terus menjadi perbincangan,” ungkap Ahmad Vananzda.
Ia juga menyoroti masalah penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang setiap tahun selalu menjadi perdebatan. Sistem zonasi yang diterapkan kerap kali menimbulkan keluhan dari masyarakat karena keterbatasan daya tampung sekolah negeri.
“PPDB selalu jadi polemik setiap tahunnya. Banyak orang tua yang mengeluhkan sistem zonasi karena anak-anak mereka kesulitan mendapatkan sekolah yang sesuai,” jelasnya.
Selain itu, distribusi gas elpiji juga menjadi perhatian serius. Ahmad Vananzda menyebut bahwa masih terjadi ketidakseimbangan dalam penyaluran gas subsidi. Beberapa daerah yang memiliki jumlah penduduk sedikit justru mendapatkan pasokan lebih besar dibandingkan daerah yang lebih padat.
“Masih ada ketimpangan dalam distribusi gas elpiji. Daerah yang jumlah penduduknya banyak sering mengalami kekurangan, sedangkan daerah dengan sedikit warga malah mendapatkan pasokan lebih banyak,” tambahnya.
Tidak hanya itu, ia juga menyoroti permasalahan di sektor kesehatan dan keamanan yang masih perlu perbaikan. Menurutnya, Pemerintah Kota Samarinda telah berusaha menangani berbagai persoalan ini, tetapi masih ada beberapa hal yang perlu dioptimalkan.
“Pemkot Samarinda sudah bekerja keras menyelesaikan permasalahan ini, tetapi kita tidak bisa berharap semua warga langsung seratus persen puas,” katanya.
Salah satu solusi yang dinilai cukup efektif dalam menjawab kebutuhan masyarakat adalah Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat (Probebaya). Program yang telah berjalan selama tiga tahun ini memungkinkan masyarakat mendapatkan bantuan lebih cepat tanpa prosedur panjang.
“Dulu sebelum ada Probebaya, warga sulit mendapatkan bantuan karena harus melewati banyak proses. Sekarang, dengan adanya program ini, perbaikan drainase, renovasi masjid, hingga bantuan untuk warga kurang mampu bisa lebih cepat terealisasi,” paparnya.
Ahmad Vananzda berharap agar Probebaya dapat terus dioptimalkan agar manfaatnya semakin dirasakan oleh masyarakat. Ia juga meminta agar Pemkot Samarinda terus melakukan evaluasi terhadap program-program lain guna meningkatkan kesejahteraan warga.
“Program yang baik harus terus dikembangkan dan dievaluasi agar semakin efektif dalam menyelesaikan permasalahan di masyarakat,” tutupnya. (ADV/DPRDSamarinda)