SAMARINDA – Indonesia kini berada di posisi kedua sebagai negara dengan tingkat penyalahgunaan narkoba tertinggi di dunia, dan Samarinda menduduki peringkat kelima di antara kota-kota dengan kasus narkoba terbanyak. Menyikapi hal tersebut, anggota DPRD Kalimantan Timur, Sapto Setyo Pramono, menegaskan bahwa peran keluarga menjadi kunci utama dalam pencegahan narkoba, terutama di kalangan pemuda.
Menurut Sapto, pengawasan yang ketat dari keluarga adalah benteng pertama untuk melindungi generasi muda dari ancaman narkoba. Komunikasi yang terbuka dan perhatian yang tulus dari orang tua terhadap kehidupan anak-anaknya sangat penting agar mereka tidak terjebak dalam pergaulan yang merusak.
“Pengawasan keluarga adalah langkah awal yang sangat menentukan. Jika keluarga bisa menciptakan ikatan yang kuat dan menjaga hubungan yang positif dengan anak-anak, maka ancaman narkoba bisa diminimalisir,” ujarnya.
Selain peran keluarga, Sapto juga menekankan pentingnya teknologi sebagai alat edukasi bagi pemuda. Dalam era digital saat ini, media sosial dan platform online bisa dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi yang lebih luas mengenai bahaya narkoba. Pemuda, sebagai pengguna teknologi terbesar, diharapkan dapat lebih cerdas dalam memilih informasi yang bermanfaat.
“Pemuda harus memanfaatkan teknologi dengan bijak. Media sosial bukan hanya tempat untuk bersenang-senang, tapi juga bisa menjadi sarana untuk belajar dan memperkuat kesadaran tentang bahaya narkoba,” tambahnya.
Sapto juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berkolaborasi dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak muda. Dengan sinergi antara keluarga, teknologi, dan dukungan komunitas, harapannya angka penyalahgunaan narkoba di Kalimantan Timur bisa menurun drastis.
“Peran kita bersama sangat penting. Keluarga yang peduli, pemuda yang sadar, dan masyarakat yang bergerak bersama bisa menciptakan perubahan besar dalam perang melawan narkoba,” tandasnya.
Adv 131